
Dalam peperangan, khususnya perang zaman dulu, pasti ada istilah formasi, & formasi terkuat di pegang oleh Bangsa Yunani. Nah, yang suka tawuran saya sarankan menerapkan formasi ini.
Sebut saja Phalanx. Banyak yang menyalah artikan Phalanx sebagai individu dalam peperangan, namun arti sebenarnya adalah "sekelompok orang yang berbaris, atau bergerak maju bersama dalam satu barisan yang rapat" formasi ini berbentuk kotak, biasanya terdiri dari infantri bersenjata berat.
Mereka menggunakan perisai untuk menangkis musuh agar tidak masuk ke barisan. Mereka berbaris maju sebagai satu kesatuan, dengan tujuan menghancurkan lawan. Penggambaran awal formasi mirip-phalanx muncul dalam prasasti Sumeria dari abad 25 SM. Di sini pasukan tampaknya dilengkapi dengan tombak, helm, dan perisai besar yang menutupi seluruh tubuh.
ada 2 jenis phalanx, yaitu phlanx Sparta yang biasa di sebut Hoplite & phalanx macedonia yang biasa di sebut phalangite & masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan.
untuk selengkapnya klik judul di atas
HOPLITE
Senjata utama hoplite adalah tombak sekitar 2,4 meter panjangnya disebut doru. Banyak yang bilang panjangnya 2,1-2,7m. Tombak dipegang satu tangan, dengan tangan yang lain memegang perisai bundar yang di sebut aspis terbuat dari kayu dan dilapisi perunggu, berdiameter sekitar 1 meter. Perisai tersebut memiliki tinggi dari dagu ke lutut dan tentunya sangat berat (8-15 kg).
karena bentuknya seperti piring, memungkinkan aspis di sandangkan di bahu. kembali pada tombak,Ujung tombak biasanya berbenntuk daun melengkung, & bagian belakangnya memiliki keunikan, yaitu memiliki paku yang disebut sauroter,yang biasa di gunakan sebagai pengganti ujung tombak yang patah. Baris paling belakang juga menggunakan sauroter untuk menghabisi lawan yang jatuh pada saat phalanx menggilas maju.
Prajurit hoplite kuno biasanya mengenakan pelindung dada perunggu, helm perunggu dengan pelindung pipi, serta s pelindung kaki dan pakaian tempur lainnya. Kemudian, pada periode klasik, pelindung dada mulai ditinggalkan, digantikan dengan campuran antara pelindung linen lembaran-lembaran kulit.
prajurit Yunani jarang sekali menggunakan pedang, namun hoplite juga membawa pedang pendek yang disebut xiphos. Pedang pendek adalah senjata sekunder, digunakan jika doru rusak atau hilang. Sampel dari xiphos yang ditemukan di situs penggalian biasanya memiliki panjang sekitar 2 kaki.
Hoplites akan menyentuhkan perisai mereka bersama, dan beberapa jajaran pertama tentara akan menjulurkan tombak mereka di atas barisan pertama perisai. Dengan begitu formasi phalanx menampilkan suatu dinding perisai dan banyak ujung tombak ke arah musuh, membuat serangan frontal terhadap formasi ini jauh lebih sulit. Hal ini juga memungkinkan lebih banyak prajurit terlibat secara aktif dalam pertempuran.
Pertempuran antara dua formasi phalanx biasanya terjadi di medan terbuka, dan datar dimana prajurit lebih mudah untuk maju sambil tetap berada dalam formasi. Medan yang berat atau daerah berbukit akan mempersulit para prajurit dalam mempertahankan barisan yang kokoh sehingga akan membuat tujuan penggunaan formasi phalanx tidak tercapai. Setiap individu hoplite membawa perisai di lengan kiri, dimana perisainya tidak hanya melindungi dirinya sendiri tetapi juga prajurit di sebelah kirinya. Ini berarti bahwa prajurit paling kanan dalam formasi phalanx hanya setengah terlindungi. Dalam pertempuran, formasi phalanx lawan akan mengeksploitasi kelemahan ini dengan mencoba menyerang sayap kanan musuhnya. Prajurit hoplites paling berpengalaman sering ditempatkan di sisi kanan phalanx, untuk menghindari masalah ini.
Untuk teknik menusuk, hoplite memiliki 2 jenis tusukan, yaitu tusukan bawah ketiak, & diatas pundak. Bila dipegang dibawah ketiak, tusukan tombak akan lebih lemah tetapi lebih terkontrol, dan sebaliknya bila di atas pundak. . Bila serangan diperlukan, tusukan dari atas pundak lebih mungkin menerobos pertahanan lawan. Tusukan ke atas lebih mudah diredam oleh baju-tempur karena letaknya yang lebih rendah. Namun, ketika bertahan, memegang tombak di bawah ketiak dapat meredam lebih banyak tekanan.
PHALANGITE
Phalangite merupakan formasi yang di gunakan oleh tentara macedonia, yang merupakan turunan dari phalanx hoplite. Senjata utamanya adalah sarissa yang merupakan tombak yang panjangnya mencapai 18 kaki/5,5m. Karena panjang & berat, sarissa dipegang oleh dua tangan. Ini berarti bahwa aspis tidak lagi praktis sebagai pertahanan. Karena itu, phalangites mengikat perisai yang lebih kecil yang disebut pelte di lengan kiri. karena tombak dari tiga sampai lima baris pertama semua bisa disodorkan di depan barisan depan. Tombak ini harus dibawa di bawah ketiak, karena bila dibawa di atas pundak, perisai akan menghalangi pandangan prajurit. Juga karena panjangnya, akan sangat sulit untuk mencabut sarissa dari apa pun yang ditusuknya. dari segi teknik maju, tudak terlalu berbeda dengan Hoplite, karena phalangite merupakan hoplite yang dimodifikasi.
Jadi, formasi phalanx merupakan formasi yang tidak dapat di tembus dari depan(kecuali sesama Phalanx), namun sangat rentan terhadap serangan jarak jauh(pemanah), terbukti pada perang marathon pasukan Hoplite menyerang dngan berlari lalu membentuk berisan kembali untuk menghindari panah-panah persia. & formasi ini akan sukses apabila memiliki perlindungan di kedua sayapnya(infantri yang lebih ringan).
lebih lanjutnya klik di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar